Mantan Relawan Jokowi: Acara ‘Tandingan’ Demo 212, Upaya Adu domba ala PKI

Mantan Relawan Jokowi: Acara ‘Tandingan’ Demo 212, Upaya Adu domba ala PKI

Massa yang hadir pada Aksi Bela Islam III, 2 Desember 2016 adalah simbol perlawanan kepada ketidak adilan yang dilakukan oleh penguasa.


Penegasan itu disampaikan mantan relawan Joko Widodo pada Pilpres 2014, Ferdinand Hutahean. “Mereka bukan pemecah belah NKRI, separatis, kaum intoleran, kaum radikal dan bukan massa makar. Tapi mereka adalah para pemilik sah republik ini yang menuntut penegakan hukum kepada terduga penista agama bernama Ahok,” tegas Ferdinand melalui rilis (01/12).

Ferdinand juga menyoal agenda “tandingan” seperti Parade Kebinekaan dan Apel Kenegaraan. “Itu justru kontraproduktif untuk menyelesaikan kemelut bangsa yang timbul saat ini. Langkah yang positif namun kontraproduktif karena kesan yang muncul adalah adanya pengotak-ngotakan antara kaum toleran dengan kaum intoleran,” tegas Ferdinand.

Gelaran lain yang disesalkan Ferdinand adalah ajakan “aksi 412” di Car Free Day (CFD) dengan tema “Kita Indonesia”.

“Jelas ini seperti mengolok-olok rasa umat Islam. Seolah-olah umat Islam yang menuntut penegakan hukum pada penista agama itu adalah musuh kebangsaan. Padahal musuh kebangsaan dan musuh toleransi sesungguhnya adalah si penista agama bukan umat Islam,” beber Ferdinand.

Tak hanya itu, Ferdinand menilai penyelesaian dengan mengkotak-kotakkan rakyat tidak lebih dari upaya adu domba rakyat.

“Pertanyaan, siapa yang mengadu domba? Adu domba adalah ciri khas yang dilakukan PKI dan penjajah selama ratusan tahun. Tidak sulit menduga siapa pihak yang melakukan adu domba ini. Adu domba adalah cara-cara Komunis dan bangsa asing penjajah supaya bisa mengkooptasi bangsa Indonesia. Publik tentu tahu negara mana yang jadi sumber Komunis dan negara mana yang saat ini gencar menyerbu Indonesia,” ungkap Ferdinand.
Share on Google Plus

About Unknown

0 komentar:

Posting Komentar